BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Telah sama-sama kita ketahui bahwasanya dalam setiap
kita melakukan penelitian, maka kita telah mendapatkan data yang belum tersusun
atau tertata dengan baik boleh dikatakan masih berbentuk data yang belum
sempurna, maka dari itu dibutuhkan proses lanjut salah satunya mengubah data
kedalam bentuk yang diinginkan dengan menggunakan tekhnik analisis
korelasional.
Agar dapat memberikan informasi yang tepat,
ringkas dan jelas. Karena merupakan hal yang sangat nerugikan apabila kita
sebagai peneliti tidak mengetahui apa arti dan bagaimana cara mengolah data
yang telah kita dapatkan agar menjadi data yang bisa memberikan informasi yang
jelas. Dalam makalah ini akan membahas secara singkat mengenai korelasional
baik itu Tekhnik Analisis Korelasional Bivarat maupun Teknik Analisis
Korelasional Multivariat.
1.2 Rumusan Masalah
1). Apa
pengertian teknik korelasi koefisien kontingensi?
2). Bagaimana dengan
lambangnya dan rumusnya?
3). Bagaimana cara
memerikan interprestasi terhadap angka indeksnya?
1.3 Tujuan
Dengan disusunnya makalah ini mahasiswa diharapkan
akan lebih memahami dan mendalami statistika teknik korelasi koefisien
kontingensi agar kelak dapat diterapkan kedalam dunia pendidikan.
BAB II
KORELASI KONTINGENSI
2.1 Pengertian teknik korelasi koefisien kontingensi
Teknik Korelasi koefisien Kontigensi (Contingency
Coefficient Corellation) adalah salah satu teknik Analisis
Korelasional Bivariat, yang dua buah variabel dikorelasikan adalah
berbentuk katagori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya: tingkat pendidikan:
tinggi, menengah, rendah: pemahaman terhadap ajaran agama islam: baik, cukup.
kurang dan sebagainya.
2.2 Lambang dan rumusnya
Kuat lemah, tinggi rendah, atau besar kecilnya
korelasi antar dua variabel dapat diketahui dari besar kecilnya angka Indeks
korelasi yang di sebut Coefficient Contingency,Tekhnik analisis ini
dilambangkan dengan huruf C atau KK (Singkatan dari koefisien kontingensi).
Rumus untuk mencari Koefisien Korelasi Kontingensi
adalah :
X2 dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus
2.3 Contoh cara menghitung angka indeks korelasi
kontingensi
Contoh
soal:
Ada
anggapan bahwa pelayanan bank swasta terhadap para nasabahnya lebih memuaskan
dari pada bank pemerintah. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan
wawancara terhadap nasabah bank swasta dan bank pemerintah masing-masing
sebanyak 40 orang. Hasil wawancara yang tercatat adalah :
|
Swasta
|
Pemerintah
|
Tidak puas
|
16
|
10
|
Netral
|
9
|
5
|
Puas
|
15
|
25
|
Pengujian
Hipotesis:
1.
H0 ≡ C = 0 lawan H1 ≡
C ≠ 0
2.
Taraf Nyata α = 5% = 0,05
3.
Uji Statistik = Uji- X2
4.
Wilayah Kritik (Daerah Penolakan H0) : X2>X20,05
(2) atau X2> 5,991
5.
Perhitungan:
Pengujian Hipotesis :
|
Swasta
|
Pemerintah
|
Jumlah
|
||
oi
|
ei
|
oi
|
ei
|
||
Tidak Puas
|
16
|
13
|
10
|
13
|
26
|
Netral
|
9
|
7
|
5
|
7
|
14
|
Puas
|
15
|
20
|
25
|
20
|
40
|
Jumlah
|
40
|
40
|
80
|
Rumus :
Contoh soal
|
Besar
|
Sedang
|
Kecil
|
Jumlah
|
Besar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Kesimpulan:
Karena nilai (X2 = 5,02)
< (X20,05(2)= 5,991) maka H0 diterima
artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat tidak nyata (tingkat
kepuasan nasabah terhadap pelayanan bank swasta tidak berbeda nyata dengan bank
pemerintah).
DAFTAR PUSTAKA
kak bisa minta kontak WA atau alamat email kakak ?
BalasHapusmau tanya mengenai kontingensi koefisien ini